Bacteria and Archaea Play
Inportant Roles in Eath’s Carbon Cycle
Earth’s Carbon cycle is the sum
of all the transformation that occur among compounds tahat contain carbon.
Bacteria and archea are important in producing and degrading organic compounds.
Archea and bacteria also
influance Earth’s carbon cycle by producing and comsuming meathane. Meathane –
the major component of natural gas – is a powerful grenhouse gas, as are CO,
and H2 O vapor. Atmospheric methane thus has the potetial to alter
the Earth’s climate. Several groups of anaerobic archea known as the methanogens
convert CO2, methyl groups, or acatate to methane and relase it from
their cells. Methanogens live in swampy wetlands, in deep – sea habitats, or n
the degistive systems of ungu late animals, such as catte. Marsh gas produced
in wetlands is largely composed of methane, and large quantites of methane
produced long ago are trapped in deep – sea and subsurface Artic deposits.
Microbes also play a role in
limiting atmospheric methane. The balance of methane i Earth’s atmosphere is
maintained by the activities of aerobic bacteria known as methanotrophs, whicb
consume methane. Some methanotrophs live in symbiotic associatons with marine
invertabrates in deep-sea thermal vents or hydrocarbon seep communities.
meathane-consuming bacteria also live in close associaton with wetland plants,
which release the oxygen needed by these bacteria to metabolize methane. In the
absence of methanotrophs, Earth’s atmosphere would be much richer in the
greenhouse gas methane, which would substantially increase global temperatures.
A. Arkhaea (
Archhaebacteria)
Istilah
Arkhaea berasal dari bahasa yunani yaitu archaio yang artinya kuno. Sebagian
besar Arkhaea hidup pada lingkungan yang akstrim dan menyerupai habitat purba
pada sejarah evolusi Bumi sehingga banyak aanggotanya yang sudah punah dan
menjadi fosil. Arkhaea dapat hidup pada habitat seperti sumber air panas,
kawah, gambut, rawa-rawa, sedimen laut dan danau garam.
Para ahli
biologi yang mempelajri kehidupan prokarita tealah mengidentifikasi dan membagi
Arkhaea menjadi tiga kelompok utama, dan termofil ekstrim.
1. Methanogen
kelompok bakteri in diberi nama sesuai dengan metabolisme
energinya yang khas. Bakteri ini menggunakan H2 untuk mereduksi CO2
menjadi etana (CH4). Metanogen termasuk bakteri anaerob
obligat. Habitatnya di lumpur dan rawa-rawa ketika makhluk hidup lainya tidak
mampu hdup disana karena ketidakadaan atau sedikit oksigen. Bakteri kelompok
ini dalam ekosistem berfungsi sebagai pengurai (decomposer). Aplikasi
pemamfaatan bakteri metanogen ini adalah untuk pembutan biogas ( untuk bahan
bakar dan pembangkit lampu listrik) dari kotoran ternak.
sementara itu, metanogen banyak juga yang bersimbiosis pada usus
rayap, sapi, dan herbivor lainya sebagai pengurai selulosa dari dinding sel
tumbuhan yang dimakannya. Contoh bakteri kelompok ini adalah Methanosarcina,
Methanococcus janaschil, dan Methanophyrus candlery.
2. Halofil
Ekstrem
Kelompok bakteri ini hidup berkonologi membentuk buih berwarna
ungu yang mengampung dipermukaan pengairan, hidup pada air laut berkadar garam
(salinitas) tinggi.
3. Termofil
Ekstrem
Kelompok bakteri ini hidup pada perairan bersuhu tinggi atau
bahkan pada suhu optimium untuk pertumbuhan bakteri ini berkisar antara 600
– 800C. Contohmya adalah Sulfolobus yang hidup menempati mata
air sulfur di Yellowstone National Park, Amerika Serikat yang berusuhu 1050C.
B. Eubacteria
adalah bakteri yang secara kita kenal. Baktei merupakan
mikroorganisme prokariotik. Istilah bakteri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
bacterion yang berarti tongkat atau batang. Bakteri adalah mikroorganisme
bersel satu dan umumnya tidak berklorofil dan bereprodiksi dengan membelah
diri.Bakteri terdapat di mana-mana dan ada disekitar kita. Bahkan bakteri terdapat
di tubuh kita, di permukaan kulit, di kepala, di mulut, dan di sistem
pencernaan makanan. Di dalam 1 gram tanah terkandung 100 juta bakteri, dan di
dalam susu segar terdapat 3 milyar bakteri.
1. Ciri-ciri
Umum Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme bersal satu, prokariotik. Jadi,
semua bakteri tidak memiliki membran inti sel. Berikut ini adalah ciri-ciri
bakteri.
a. Ukuran
Bakteri
Ukuran bakteri sangat kecil. Rata-rata bakteri mempunyai panjang
sekitar 1µm-10µm dan lebar
antara 0,5µm-1µm. Bakteri
yang terkecil adalah Dialister pneomosintes dengan panjang tubuh 0,15-0.30µm, sedangkan
bakteri terbesar adalah sprillum voluntas, panjang tubuh 13-15µm
(mikrometer = 1/100000 meter). Dengan demikian, bakteri hanya dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop. Ukuran bakteritergantung pada spesies dan fase
pertumbuhanya.
b. Struktur
Bakteri
Struktur sel bakteri sangat sederhana. Pada umumnya, tubuh bakteri
tersusun atas dinding sel, membran plasma, dan sitoplasma.
Sel bakteri dilindungi oleh dinding sel. Dinding sel memberikan
kekutan yang diperlukan untuk menjaga agar bentuk sel tetap dan sel tidak pecah
ketika berada di dalam medium hipotonik (misalnya kolam). Dinding sel pada
bakteri tidak seperti dinding sel tumbuhan. Dinding sel bakteri tidak tersusun
atas selulosa, tetapi tersusun atas molekul-molekul polisakarida yang berikatan
dengan asam amino mebentuk peptidoglikan.
berdasarkan struktur poliskarida yang trkandung di dalam dinding
sel, bakteri dibedakan menjadi bakteri gram negatif. Bakteri gram positif
mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma dan jika diberi pewarnaan gram
memberi warna ungu. Adapun bakteri gram negatif jika diberi pewarnaan gram akan
berwarna merah. Bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih
tipis karena kandungan peptidoglikannya lebih sedikit sehingga bakteri gram
negatif lebih rentan terhadap antibiotik seperti streptomisin.
Beberapa jenis bakteri diseliputi oleh lapisan lendir yang
dinamakan Kapsul merupakan selaput licin yang tesusun atas glikoprotein. Kapsul
digunakan oleh bakteri untuk mempertahankan dan melindungi diri dari antibodi
sel inag, serta melindungi sel dari kekeringan.
Banyak bakteri yang dapat begerak dengan bantuan flagela. Flaga
bakteri melekat pada membran plasma dan muncul keluar melalui dinding sel.
Letaknya bermacam-macam ada yang barada di salah satu ujung, atau di seluruh
prmukaan sel bakteri. Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin.
Bakteri aktif bergerak pada kondisi lembap.
Pada keadaan kekurangan air bakteri akan tidak aktif. Berdasarkan jumlah dan
letaknya, tipe flagela dapat dibedakan menjadi monotorik, amfitrik, lopotrik,
dan peritrik. Selain memiliki flagela, beberapa bakteri memiliki perangkat
filamen protein yang tertanam dalam membran plasma dan menyembul keluar melalui
dinding sel disebut pili. Fungsi pili diperkirakan berkaitan erat dengan
konjugasi yaitu reproduksi seksual yang belum jelas jenis kelaminnya. Beberapa jenis bakteri
tertentu dapat membentuk spora sebagai tanggapan atau respon terhadap keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan. Spora pada bakteri bukan merupakan alat
perkembangbiakan ,tetapi merupakan satu fase nonaktif (dormansi) dengan
membentuk dinding tebal berupa kista. Pada saat berada dalam bentuk endospora,
bakteri tahan terhadap suhu tinggi, suhu renda,kekeringan atau kekurangan
nutrisi. Apabila kondisi lingkunga kembali membaik, spora ini dapat berkecambah
dan menjadi bakteri yang aktif kembali. Spora bakteri dibentuk di dalam sel
yang disebut endospora.
lokasi pembentukan endospora bermacam-macam bergantung dari jenis
bakteri.
berdasarkan lokasi pembentukan endospora, bakteri dibedakan
sebagai berikut.
a) Spora
sentral, jika pembentukan endospora di tengah-tengah sel.
b) Spora
terminal, jika pembentukan endospora dibagian ujung.
c) Spora
subterminal, jika pembentukan endospora di bagian antara tengah dan ujung sel.
c. Bentuk
bakteri
terdapat empat macam bentuk bakteri, yaitu bulat (coccus), batang
(bacillus), atau melihat seperti spiral (spirillum). Bentuk ini bisa saaja
berubah karena keadaan lingkungan. Sel-sel yang dapat mengadakan reproduksi
secara normal dapat digangguh dengan cara mengubah mediumny. Berbagai perubahan
bentuk dapat terjadi akibat adanya bermacam-macam zat kimia, atau zat anti
bakteri dalam konsentrasi rendah, sepeti metilviolet, sulvanomida, penecillin,
dan irradiasi.
1) bakteri
bentuk bulat
bakteri bentuk bulat dapat dibedakan lagi menjadi, beberapa jenis
berdasarkan urutanya.
a) Monokukus
yaitu bakteri bebentuk bola tunggal, contohnya monococcus gonorhoe penyebab
penyakit kencing nanah.
b) Diplokokus
yaitu bakteri berbentuk bola bergandengan dua-dua, contohnya diplococcus
pneumoniae penyebab penyakit pneumonia (radang, paur-paru).
c) Sarcina
yaitu bakteri berbentuk bola berkelompok empat-empat membentuk kobus, contohnya
sarcina luten.
d) streptokokus
yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok memanjang berbentuk memanjang,
conthnya streptococcus lactis, streptococcus progenes, penyebab sakit
tenggerokan dan streptococcus thermophilis untuk pembuatan yoghurt (susu asam).
e) Stafilokokus
yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni seperti buah anggur, contohnya
stafilokokus aureus, penyebap penyakit redang paru-paru.
2) Bakteri
bentuk batang dikenal dengan nama basil (berasal dari kata bacillus yang
berarti batang). Bentuk ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan
susunanya.
a) Basil
tunggal atau monobasilus, bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal. Contoh:
salmonella typhosa penyebab penyakit tipus, Escherichia coli bakteri yang
terdapat pada husus dan lactobacillus.
b) Diplobasillus
yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan dua-dua.
c) streptobasilus
yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan memanjang berbentuk rantai,
misalnya Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks), sterptobacillus
moniliformis, azetobacter (bakteri pengikat nitrogen buah anggur), dan
stafilocokus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru).
d) Kokobasilus
yaitu bakteri berbentuk batang yang tidak terlalu panjang dengan ujung
membulat.
3) Bakteri
Bentuk Spiral
Bakteri bentuk spiral (spirillum) dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Spiral,
yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya Spirillum.
b) Vibrio atau
bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk
spiral tak sempurna, Fibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
c) Spiroseta
yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang dapat bergerak misalnya:
Spirochaeta palida, penyeba penyakit sifilis.
2. Perkembangbiakan
Bakteri
Seperti telah anda ketehaui, bakteri termasuk dalam organisme
prokariotik. Dalam perkembangbiakannya, semua organisme prokariotik termasuk
bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan yang
penting antara bakteri dan sel eukariotik. Pada dasarnya terdapat dua cara
perkembangbiakan bakteri, yaitu secara aseksual melalui pembelahan biner secara
seksual melaui konjugasi.
a. Pembelaha
Biner
Pembelahan biner merupakan pembelahan diri secara langsung, tampa
melalui tahapan pembalahan seperti mitosis. dari satu sel terbentuk dua
individu kemudian empat, delapan enam belas, dan seterusnya.
setelah mengalami pembelahan, sel anak dapat tetap bergandengan
satu sama lain sehingga terbentuk koloni bakteri. Setipa jenis bakteri arah
pembelahanya tidak sama, sehingga bentuk koloni bakteri menjadi bervariasi.
Bentuk koloni dapat diajadikan sebagai petunjuk untuk mengenal jenis bakteri
tertentu.
b. Konjugasi
Konjugasi adalah terjadinya penggabungan gen antara dua sel. sel
bakteri mempunyai dua plasmid yang membawa gen, disebut faktor seks dan
memberikan gen tersebut kepada sel yang tidak mempunyai faktor seks. Faktor
seks tersebut diberikan melalui jembatan sitoplasma yang terbentuk diantara dua
sel bakteri. Jembatan yang menghubungkan dua sel itu disebut pili-pili seks.
Jenis kelamin pada bakteri tidak dapat ditentukan. Jika dalam
peristiwa konjugasi bakteri memberikan DNA kebakterian yang lain adapat dikatakan
bahwa bakteri tersebut berkelamin ‘’Jantan’’. Dan sebaliknya bakteri penerima
DNA disbut sebagai bakteri ‘’Betina’’. setelah DNA berpindah, terbentuklah
rekombinasi
Rekombinasi DNA adalah penggabungan dau DNA dari dua bakteri yang
berbeda.Selanjutnya, sel bakteri penerima melakukan reproduksi, aseksual
melalui pembelahan biner sehingga membentuk sel anak bakteri.
selain melalui peristiwa konjugasi, Rekombinasi DNA pada baktri
dapat pulah terjadi karena peristiwa transformasi da transduksi
3. Klasifikasi Bakteri
Pada perkembangan Klasifikasi modern, demain Bakteria berbagai
menjadi lima kelompok besar, yaitu proteobakteria, bakteri gram – positif,
sianobakteri, spiroseta, da klamidia. Secara terperinci, setiap kelompok akan
terurai sebagai berikut.
a. Proteobakteria
Kelompok bakteri mempunyai keanekaragaman jenis yang paling besar
dan terbagi menjadi 3 subkelompok utama, yaitu bakteri ungu proteobakteri
kemoautotrop, dan proteobakteri kemoheterotrop.
1) Bakteri Ungu
Baktri ungu merupakan bakteri yang bersifat fotoautotrop dengan
klorofil bakteri yang dibentuk didalam kantung membran plasma. Dalam
fotosintesisnya, sumber hidrogen yang digunakan berasal dari H2S dan
membebaskan gas sulfur sebagai hasil samping fotosintesisnya. sebagian besar
bakteri ungu bersifat anaerob obligat (hanya dapat hidup jika tidak ada
oksigen) dan berflagela. Habitatnya pada sedimen (endapan) kolam, danau, dan
lapisan lumpur. Contihnya adalah choromatium sp.
2) Proteobakteri
Kemoautotrop
Proteobakteri kemoautotrop adalah bakteri yang bersifa autotrop,
hidupnya ada yang bebas dan ada yang besimbiosis. di ekosistem, abakteri ini
berperang dalam siklus materi, yaitu siklus nitrogen. Contoh spesiesnya adalah
Rhizolium leguminosorum yang bersindiosis pada akar kacang-kacangan
(leguminoceae), dan bentuk bintil akar dan berperang untuk memfiksasi nitrogen
dari udara bebas.
3) Proteobakteri
kemoheterotrop
Bakteri ini bersifat kemoheterotrop karena mendapatkan bahan
makanan adari inangnya, terutama di dalam usu hewan dan manusia sehingga
disebut bakteri enterik. Baktrikelompok ini umumnya berbentuk batang dan
anaerob fakultatif (dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen).
Contoh spesiesnya Esherechia coli yang besimbiosis pada usus besar manusia dan
Salmonella typehosa yang hidup diusu dan mengirutasi usus sehingga menyebabkan
penyakit tifus.
b. Bakteri Gram
Positif
Kelompok bakteri ini umumnya mempunyai sel bersifat gram positif
walaupun ada sebagian yang berdinding gram negatif. Sebagian besar bakteri gram
bersifat kemoheterotrop yang hanya sedikit yang bersifat fotosintetik.
Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan baktri kelompok
ini mampu membentuk endespora yang berdiding tebal. Namun terdapat
pengecualian, yaitu pada mikroplasma. Contoh spesiesnya adalah Mycoplasma
pneomoniae penyebab penyakit pneumonia pada manusia dan Streptomyces sp yang
dapat menghasilkan zat antibiotik.
c. Spiroseta
Kelompok bakteri ini berbentuk filamen heliks yang tipis, bergerak
seperti pembuka tutup botol, dan bersifat kemohederotrof, hidupnya bebas, dan
umumnya bersifat patogen. Contohnya adalah treponema pallidum yang menyebabkan
penyakit sifilis dan Borrelia burgdorferi yang menyebakan penyakit Lyme.
d. Chlamydia
Kelompok bakteri ini merupakan parasit obligat(parasit sejati)
pada sel hewan. Semua energi (ATP) yang diperlukan oleh baktri ini langsung
diperoleh dari sel inang. Dinding selnya tidak memiliki peptidoglikan sehingga
dimasukkan dalm kelompok bakteri gram negatif. Contohnya adalah Chlamyda
trachomalis yang menyebabkan kebutaan mata.
e. Cyanobacteria
dahulu kelompok bakteri ini dikenal dengan gangguan hijau biru
(Cyanophyta). kelompok bakteri ini bersifat autotrof dengan pola fotosintersis
yang mirip dengan pola fotosintesis tumbuhan. Bakteri ini sudah memiliki
klorofil, menggunakan sumber hidrogen dariH2O, dan ,menghasilkan CO2
sebagai hasil samping fotosintesisnya.
tidak seperti pada tumbuhan, klorofil pada Cyanobacteria tidak
terletak dalam kloroplas. klorofil tersebar di dalam sitoplasma bersama
karetinoid terbungkus dalam kantung pi[pih yang disebut lamela fotosintesis.
Selain memiliki klorofil, cyanobacteria juga memiliki pigmen yang lain, yaitu
fikosianin dan fikoeritrin yang secara kesatuan membentuk fikobilin yang
berwarna biru. Itulah sebabnya dahulu Cyanobacteria dikenal sebagai alga
hijau-biru (Cyonophyta). Fikobilin terletak di dalam butiran (granula) diantara
lamela fotosintesis.
sebagian besar Cyanobacteria hidup di air tawar, tetapi ada juga
yang hidup di darat dan bersimbiosis membentuk lumut kerak (Lichenes).
Ciri-ciri Cyanobacteria adalah uniseluler, membentuk koloni, dan ada yang
multiseluler. Dinding sel bergelantin, tidak berlflagela, dan sebagian dapat
bererak secara meluncur.
Beberapa jenis Cynobacteria membentuk filamen (benang), sedangkan
yang lainya berbentuk serupa massa berlumpur karena sel-sel Cynobacteria saling
berlekatan. Di antara sel-sel penyusun Cyanobacteria yang berupa benang
terdapat abagian sel khusu yang membesar dan bedinding tebal disebut
heterosista. Heterosista berfungsi memfiksasi nitrogen dan reproduksi secara fragmentasi.
Cyanobacteria bekembang biak dengan pembelahan biner, fragmentasi, pertunasan
dan pembentukan spora. Pembelahan biner terjadi pada Cyanobacteria bersel satu
atau koloni berbentuk benang (filamen). Melalui cara ini sel dapat langsung
terpisah atu tetap bergabung mebentuk koloni. Contoh cyanobacteria adalah
Nostoc dan Gloeocapsa.
C. Peranan
Monera dalam Kehidupan Manusia
Tanpa kita
sadari, ada di sekitar kita. Bakteri memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
kehidupan manusia sebagian besar baktri yang merugikan. Misalnya pada tubuh
kita, banyak sekali jenis bakteri yang menempel. Beberapa diantaranya
menguntungkan kaena beberapa jenis bakteri dapat membuat kulit tetap lembap.
akan tetapi, beberapa jenis bakteri merugikan manusia karena menimbulkan penyakit.
Manusia memanfaatkan bakteri untuk berbagai keperluan.
beberapa
jenis bakteri digunakan untuk pengolahan mkanan, seprti nata de coco, yoghurt,
dab kefir. adapula yang dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan kedokteran,
seperti produksi anti biotik, vaksin, dan pembuatanhormon sintetis.
selain
keuntungan, adpula bakteri yang merugikanberbagai macam peyakit pada manusia
disebabkan oleh bakteri. Seorang dokter Jerman Bernama Robert Koch (1943-1910)
yang pertma kalinyaberhasil membuat kultur bakteri. Berkat penilitianya,
beberapa penyakit dapat diketahui penyebabnya, misalnya penyakit TBC, tifus,
kolera, dan gonorhoe, serta anthrax pada hewan dan kultunya dipisahkan secara
murni.
Untuk
mengatasi gangguanbakteri, kita dapat mengadakan pencegahan, pengawetan bahan
makanan, yaitu engan membebaskan makanan kita dari baktei, yaitu dengan
pemanasan, pengeringan, penyimpanan dalam lemari es, pasteurisasi, da
lain-lain. menghadapi bakteri patogen dapat dilakukan 2 cara:
1. Secara
preventif (pencegahan) denga pemberian vaksin (vaksinasi) dan serum, misalnya
vaksinasi periodik terhadap kolera, tifus, paratifus (kotipa). Semua alat yang
akan dipergunakan harus dalam keadaan sterilterlebih dulu untuk mencegah
terjadinya infeksi (kena kuman). Steril artinyapada bahan atau peralatan tidak
terdapat mikroba yang tidak diharapkan kehadiranya karena mengganggu
ataumerusak media atau kehidupan proses yang akan dikerjakan. Kondisi steril
didapat dari proses sterilisasi yang dapt dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
sebagai berikut.
a. Secara
fisik, misalnya dengan menggunakan udara panas atau uap air panas bertekanan
tinggi atau menggunakan otoklaf yang mempunyai temperatur 121’’C dengan tekanan 15 psi. Syarat seyawa yang
akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur tingi dan
tekanan tinggi.
b. Secara
kimia, dengan menggunakn desinfektan, yaitu larutan alkohol 50%-75%, larutan
formalin 4%-20% karena cepat mengadakan koagulasi (penggumpalan) protein
mikroba. KmnO4 dan HCI 1% merupakan desinfektan yang kuat karena dapat
mengoksidasi substrat. Adapun yang
paling banyak digunakan adalah larutan HgC12 0,1%. Sayangnya,
senyawa ini sangat beracun dan bersifat korosif serta dapat merusak jaringan
inang dan mengendapkan protein, larutan garam Cu dari CuSO4 merupakan
senyawa yang paling banyak digunakan sebagai desinfektan terutama tempat
penyimpanan air. Hal ini disebabkan oleh reaksi yang terjadi jika senyawa
tersebut terkena air.
On inilah yang mempunyai daya oksidasi kuat untuk
membunuh mikroba dalam dua cara, yaitu:
1) Secara
oksidasi
2) Chlorinasi
langsung terhadap protein sel
c. secara
mekanik, yaitu sterilisasi terhadap beberapa bahan yang mengalami perubahan
akibat pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi. Secara degan menggunakan
saringan atau filter khusus, misalnya filter Barkefeld, filter Chamberland dan
filter Seitz. Jenis filter yang akan dipergunkan bergantung pada tujuan
penyaringan dan benda yang akan disaring.
Unit 4
Protista
Protista
adalah organisme eukarotik yang hidup di habitat yang relatif basah dan
sebagian besar berukuran mikroskopis. Walaupun ukuranya sangat kecil, tetapi
Protista memiliki pengaruh yang sangat besar bagi manusia dalam ekologi secara
umum. Sebagai cintoh, protista fotosintetik seperti Alga. Alga setidaknya
menghasilkan separuh oksigen yang ada di amosfer bumi dan memproduksi bahaan
organik yang dimamfaatkan hewan-hewan laut dan air tawar.
Protista
merupakan organisme eukarotik yang tidak digolongkan kedalam tumbuhan, hewan,
maupun fungi. walupun banyak dari jenis protista yang mirip dengan ketiga
kingdom tersebut. Oleh karena itu, penggolongan protista didasarkan pada
kemiripanya dengan organisme eukariot yang lain. Berdasarkan hal tersebut,
protista dibagi tiga kelompok secara umum, yaitu protista mirip fungi, protista
mirip tumbuhan, dan protista mirip hewa.
A. Protista
Mirip Fungi
Protista
mirip fungi hidup ditanah lembap dan bersifat heterotrof. Makanan dan energi
diperoleh dengan cara menguraikan materi organik dari makhluk hidup lainya.
Protista mirip jamur karena kemiripan morfologinya. Protista menghasilkan spora
dan bersifat saprofit. Perbedaanya dengan jamur yaitu zigotnya memiliki flagel
dan dapat bergrerak secara ameobid (bergerak seperti ameoba) sehinga disebut
juga mirip protozoa. Protista mirip jamur dibagi menjadi tiaga filum, yaitu
Myxomycota (jamur lendir) dan Oomycota (jamur air) dan Acrasiomycota.
1. Myxomycota
anggota kelompok ini disebut juga jamur lendir plasmodial karena
fase vegetatifnya menyerupai lendir yang menyebar dan dapat bergerak seperti
amoeba (ameoeboid). Massa yang berlendir tersebut plasmodium. Plasmodium
merupakan massa yang mengandung beribu-ribu inti sel.
jamur lendir banyak ditemukan ditanh hutan yang basah, pada
serasah daun, pada kayu lapuk atau dibekas cucuran air. Tubuhnya dapat merayap
secara amoeboid. Plasmodium akan bergerk secara perlahan-lahan di atas
permukaan substratnya menyerbu makananya untuk pertumbuhan dan perkembagan
tubuhnya. Plasmodium dapat merayap pada permukaan substrat karena pengaruh gaya
kemotaksis (gerak karena adanya pengaruh zat kimia),hidrotaksis (gerak karena
adanya pengaruh air), dan fototaksis (gerak karena adanya pengaruh cahaya
matahari) negatif.
pada kondisi yang tidak menguntungkan misalnya kekurangan air,
plasmodium akan membentuk badan penghasil spora, yaitu sporagium. Sporagium
menghasilkan spora yang bentuk dan ukuranya sama (tidak dapat dibedakan
jenisnya). Spora kemudian akan tumbuh dan berkembangmenjadi sel kembara yang
mempunyai bulu cambuk sehingga disebut myxoflagelata. Setelah beberapa saat
myxoflagelata ini akan kehilangan buluh cambuknya dan berubah menjadi
myxoamoeba. Sel kembar ini beberapa saat akan mencari makanan.
Myxoamoeba yang hidup di tempat ekurangan air akan membentuk selaput
dinding yang tebal menjadi kista dan bersifat dorman. Apabila kondisi linkungan
sudah menguntukan untuk pertumhanya maka myxoamoeba akan kebali seperti semula.
Myxoamoeba dapat membelah berkali-kali sehingga membentuk gabungan
plasmodium yang besar. namun, myxoamoeba dapat juga berkembang biak secara
generatif,yaiyu melalui perkawinan yang menghasilkan amoebozigot. Inti
amoebozigot bersatu sehingga menghasilkan inti yang diploid. inti tersebut
dapat membelah secara berulang-ulang sehingga dapat menghasilkan plasmodium
dengan inti banyak.
Ahli zoologi memasukkan jamur lendir kedalam golongan protozoa.
Hal ini didasarkan pada kemampuanya berpindah tempat layaknya seperti protozoa
lainya. Beberapa contoh Myxomycota antara lain fuligo sp., Aethalium septicum,
Physarum, Arcyria, Stemonitis, dan Dictydium.
2. Oomycota
Tubuh Oomycota (jamur air) tersusun atas benang hifa tidak
bersekat dan mengandung banyak nukleus. Dinding hifa tersusun dari zat
selulosa. Oomycota dapat dengan mudah ditemukan pada bangkai tubuh ikan atau
bangkai hewan lainya yang tergenang air sehinggs sering juga disebut jamur air.
Oomycota dapat berkembang secara seksual dan aseksual. Reproduksi
aseksual jamur Oomycota dengan cara oogami.
Anteredium yang bamnyak mengandung inti sel akan menempel kepada
oogonium. Jadi, dalam siklus hidupnya hanya sel telur saja yang dihasilkan oleh
oogonium sedangkan anteridium tidak menghasilkan sel sperma.
hasil pelebran inti serl dari anteridium dengan sel telur akan
dihasilkan zigot yang berdinding tebal disebut oospora. Oospora kemudian tumbuh
dan berkembang membentuk individu baru. individu baru yang terbentuk mula-mula berinti empat buah, tetapi
selanjutnya berinti banyak.
Perkembangbiakan secara aseksul dengan cara membentuk sporagium di
ujung hifanya. Di dalm sporagium kemudian akan dibentuk spora berflagel
(zoospora). Zoospora akan keluar sporangium jika sudah matang. Zoospora yang
jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh dan berkembang menjadi miselium baru
(invidu baru).
Beberapa Oomycota hidup saprofit dengan cara menguraikan zat
organik dari bangkai seperti Saprolegnia. Beberapa diantaranya ada juga yang
hidup parasit pada individu lainya seperti Phytophtora dan Plasmospara
viticola.
3. Acrasiomycota
Acrasiomycota atau jamur lendir seluler adalah protista yang
biasanya hidup dikayu-kayu lapuk dan bahan organik yang membusuk. Contoh Acrasiomycota
adalah Dictyostelium.
sebagian besar hidupnya, organisme ini merupakan sel amoeboid
soliter. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang menghasilkan spora dan akan
digunakan saat melakukan reproduksi seksual.
B. Protista
Mirip Tumbuhan
kelompok
mahluk hidup yang termasuk Protista mirip tumbuhan adalah organismeyang
bersifat autotrof. Dengan kata lain, semua mahluk hidup yang termasuk golongan
ini memiliki klorofil dan dapat melakukan foto sintesis. Protista yang mirip
dengan tumbuhan disrebut dengan alga atau ganggang. Alga dapat dikatakan
sebagai tumbuhan tingkat rendah yang semua anggotanya hidup dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan air.
1. Sifat dan
Struktur Tubuh Alga
Alga dapat kita temukan di daerah perairan tawar, laut, dan
ditempat-tempat yang lembap. Alga belum mempunyai akar, batang, dan daun yang
sesungguhnya. Oleh karena itu , Alga termasuk kelompok Thallophyta.
Alga memiliki bentuk
tubuh yang bervariasi, mulai dari yang bersel satu (uniseluler), berkoloni dan
ada juga yang bersel banyak (multi seluler) menyerupai benang, lembaran dan
rerumputan. Ukuran tubuhnya juga bervariasi , mulai dari yang berukuran mikroskopis
seperti Pinnularia dan Navicula hingga yang berukuran besar bahkan ada yang
ukuranya mencapai puluhan seperti Macrocystis.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, semua alga mengandung klorofil
didalam selnya, tetapi pigmen yang dominan pada setiap divisio bervariasi.
Misalnya, kloropil adalah pigmen dominan pada Chlorophyta, fikoeritrin (merah)
pada Rhodophyta, dan fukosantin (cokelat) pada Phaeophyta.
Komposisi sel lainnya
yang menjadi ciri khas setiap divisio adalah kandungan cadangan makanannya. Cadangan
makanan alga disimpang pada pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas.
Kandungan cadangan makanan alga bervariasi tiap divisionnya, ada yang berupa
zat tepung, bahan agar-agar, zat kersik (silikat), zat kapur, pektin, dan
minyak laminarin.
Alga dapat disebut juga
sebagai tumbuhan primitif. Hal ini dibuktikan dengan tempat hidupnya yang
mutlak memerlukan banyak air. Alga hidup
di daerah perairan laut, air tawar, dan banyak yang menghuni tempat-tempat lembap. Bahkan ada beberapa
alaga yang mampu hidup di daerah yang ekstrim, misalnya disumber air panas.
Umumnya laga hidup bebas di alam. namun, ada juga beberapa
organisme yang bersimbiosis dengan organisme lain. Contohnya terbentuknya lumut
kerak (Lichenes) yang merupakan simbiosis antara alga dengan jamur.
2. Perkembangbiakan
Alga
Alga dapat berkembang baik secara vegetatif maupun generatif perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan
dengan cara membelah diri, fragmentasi, dan membentuk spora kembara. adapun
perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan cara isogami, anisogami,
oogami, dan konjugasi.
a. Perkembangbiakan
secara vegetatif
Membelah diri dilakukan oleh alga uniseluler.Pembelahan akan
mengakibatkan sel terbgi menjadi dua bagian yang sama. Contoh organisme yang
melakukan pembelahan biner adalah Chlorella dan Euglena. Pada kloni alga
berbentuk benang maupun lembaran perkembangbiakan dilakukan dengan cara
fragmentasi ini potongan-potongan filamen yang disebut hormogonium akan
berkembang menjadi individu yang baru. Contoh alga yang melakukan reproduksi
dengan cara fragmentasi adalah spirogyra dan laminaria. Pembentukan spora dapat
terjadi pada alga uniseluler. Spora berasal dari protoplasma sel alga yang
membelah membujur menjadi beberapa bagian. Stiap protoplasma yang terbentuk
akan dibungkus oleh dinding sel baru dan mempunyai bulu cambuk. Spora seperti
ini disebut juga zoospora. Zoospora merupakan spora yang memiliki flagel sehingga
bisa bernang. Salah satu alga yang membentuk spora kembara ini adalah
Chlamydomonas sp.
b. Pekembangbiakan
secara seksual
Perkembangbiakan secara seksual terjadi dengan cara peleburan dua
buah gamet yang bersifat haploid (n) Hasil pelemburan dua buah gamet tersebu
akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid (2n). perkembangbiakan secara
generatif dilakukan dengan cara isogami, anisogami, oogami, dan konjungsi.
Isogami merupakan peleburan dua sel kelamin yang bentuk dan
ukuranyasama. karna kesamaan tersebut, sel kelaminya tidak bisa dibedkan jantan
dan betinanya. contoh alga yang berproduksi dengan cara ini adalah Chalamydomonas.
anisogami merupakan perkembangbiakan secara generatif pada
organisme yang telah dapat dibedakan jenis kelaminya. Sel kelamin yang terlibat
pada perkawinan mempunyai bentuk sama, namun ukuranya berbeda. umumnya sel
kelamin jantan ukuranya lebih kecil dari pada sel kelaminbetina.
Oogami merupakan peleburan dua sel kelamin yang bentuk dan
ukuranya berbeda. alga yang berproduksi dengan cara ini memiliki alat kelamin
(gametagium). pada oogami ini sel kelamin jantan (sperma) memiliki flagel dan
ukuranya lebih kecil daripada sel kelamin betina (ovom)
konjugasi sering dikatakan mirip dengan isogami karena sel kelamin
yang melebur sama bentuk dan ukuranya.Pada konjugasi, mula-mula dibentuk
tonjolan pada sel-sel di dua filamen. Kemudian, tonjolan dari sel filamen yagn
satu akan bergabung dengan sel filamen yang lain. Setelah bergabung akan
terbentuk saluran konjugasi yang memungkinkan materi genetik dari sel yang
terlibat pindah dan bergabung dengan materi genetik di sel filamen lain
sehingga terbentuk zigot.
0 Response to "Bacteria and Archaea "
Posting Komentar