Bacteria and Archaea



Bacteria and Archaea Play Inportant Roles in Eath’s Carbon Cycle
Earth’s Carbon cycle is the sum of all the transformation that occur among compounds tahat contain carbon. Bacteria and archea are important in producing and degrading organic compounds.
Archea and bacteria also influance Earth’s carbon cycle by producing and comsuming meathane. Meathane – the major component of natural gas – is a powerful grenhouse gas, as are CO, and H2 O vapor. Atmospheric methane thus has the potetial to alter the Earth’s climate. Several groups of anaerobic archea known as the methanogens convert CO2, methyl groups, or acatate to methane and relase it from their cells. Methanogens live in swampy wetlands, in deep – sea habitats, or n the degistive systems of ungu late animals, such as catte. Marsh gas produced in wetlands is largely composed of methane, and large quantites of methane produced long ago are trapped in deep – sea and subsurface Artic deposits.
Microbes also play a role in limiting atmospheric methane. The balance of methane i Earth’s atmosphere is maintained by the activities of aerobic bacteria known as methanotrophs, whicb consume methane. Some methanotrophs live in symbiotic associatons with marine invertabrates in deep-sea thermal vents or hydrocarbon seep communities. meathane-consuming bacteria also live in close associaton with wetland plants, which release the oxygen needed by these bacteria to metabolize methane. In the absence of methanotrophs, Earth’s atmosphere would be much richer in the greenhouse gas methane, which would substantially increase global temperatures.
A.     Arkhaea ( Archhaebacteria)
Istilah Arkhaea berasal dari bahasa yunani yaitu archaio yang artinya kuno. Sebagian besar Arkhaea hidup pada lingkungan yang akstrim dan menyerupai habitat purba pada sejarah evolusi Bumi sehingga banyak aanggotanya yang sudah punah dan menjadi fosil. Arkhaea dapat hidup pada habitat seperti sumber air panas, kawah, gambut, rawa-rawa, sedimen laut dan danau garam.
Para ahli biologi yang mempelajri kehidupan prokarita tealah mengidentifikasi dan membagi Arkhaea menjadi tiga kelompok utama, dan termofil ekstrim.
1.      Methanogen
kelompok bakteri in diberi nama sesuai dengan metabolisme energinya yang khas. Bakteri ini menggunakan H2 untuk mereduksi CO2 menjadi etana (CH4). Metanogen termasuk bakteri anaerob obligat. Habitatnya di lumpur dan rawa-rawa ketika makhluk hidup lainya tidak mampu hdup disana karena ketidakadaan atau sedikit oksigen. Bakteri kelompok ini dalam ekosistem berfungsi sebagai pengurai (decomposer). Aplikasi pemamfaatan bakteri metanogen ini adalah untuk pembutan biogas ( untuk bahan bakar dan pembangkit lampu listrik) dari kotoran ternak.
sementara itu, metanogen banyak juga yang bersimbiosis pada usus rayap, sapi, dan herbivor lainya sebagai pengurai selulosa dari dinding sel tumbuhan yang dimakannya. Contoh bakteri kelompok ini adalah Methanosarcina, Methanococcus janaschil, dan Methanophyrus candlery.
2.      Halofil Ekstrem
Kelompok bakteri ini hidup berkonologi membentuk buih berwarna ungu yang mengampung dipermukaan pengairan, hidup pada air laut berkadar garam (salinitas) tinggi.
3.      Termofil Ekstrem
Kelompok bakteri ini hidup pada perairan bersuhu tinggi atau bahkan pada suhu optimium untuk pertumbuhan bakteri ini berkisar antara 600 – 800C. Contohmya adalah Sulfolobus yang hidup menempati mata air sulfur di Yellowstone National Park, Amerika Serikat yang berusuhu 1050C.

B.      Eubacteria adalah bakteri yang secara kita kenal. Baktei merupakan mikroorganisme prokariotik. Istilah bakteri berasal dari bahasa Yunani, yaitu bacterion yang berarti tongkat atau batang. Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dan umumnya tidak berklorofil dan bereprodiksi dengan membelah diri.Bakteri terdapat di mana-mana dan ada disekitar kita. Bahkan bakteri terdapat di tubuh kita, di permukaan kulit, di kepala, di mulut, dan di sistem pencernaan makanan. Di dalam 1 gram tanah terkandung 100 juta bakteri, dan di dalam susu segar terdapat 3 milyar bakteri.
1.      Ciri-ciri Umum Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme bersal satu, prokariotik. Jadi, semua bakteri tidak memiliki membran inti sel. Berikut ini adalah ciri-ciri bakteri.
a.       Ukuran Bakteri
Ukuran bakteri sangat kecil. Rata-rata bakteri mempunyai panjang sekitar 1µm-10µm dan lebar antara 0,5µm-1µm. Bakteri yang terkecil adalah Dialister pneomosintes dengan panjang tubuh 0,15-0.30µm, sedangkan bakteri terbesar adalah sprillum voluntas, panjang tubuh 13-15µm (mikrometer = 1/100000 meter). Dengan demikian, bakteri hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Ukuran bakteritergantung pada spesies dan fase pertumbuhanya.
b.      Struktur Bakteri
Struktur sel bakteri sangat sederhana. Pada umumnya, tubuh bakteri tersusun atas dinding sel, membran plasma, dan sitoplasma.
Sel bakteri dilindungi oleh dinding sel. Dinding sel memberikan kekutan yang diperlukan untuk menjaga agar bentuk sel tetap dan sel tidak pecah ketika berada di dalam medium hipotonik (misalnya kolam). Dinding sel pada bakteri tidak seperti dinding sel tumbuhan. Dinding sel bakteri tidak tersusun atas selulosa, tetapi tersusun atas molekul-molekul polisakarida yang berikatan dengan asam amino mebentuk peptidoglikan.
berdasarkan struktur poliskarida yang trkandung di dalam dinding sel, bakteri dibedakan menjadi bakteri gram negatif. Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma dan jika diberi pewarnaan gram memberi warna ungu. Adapun bakteri gram negatif jika diberi pewarnaan gram akan berwarna merah. Bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih tipis karena kandungan peptidoglikannya lebih sedikit sehingga bakteri gram negatif lebih rentan terhadap antibiotik seperti streptomisin.
Beberapa jenis bakteri diseliputi oleh lapisan lendir yang dinamakan Kapsul merupakan selaput licin yang tesusun atas glikoprotein. Kapsul digunakan oleh bakteri untuk mempertahankan dan melindungi diri dari antibodi sel inag, serta melindungi sel dari kekeringan.
Banyak bakteri yang dapat begerak dengan bantuan flagela. Flaga bakteri melekat pada membran plasma dan muncul keluar melalui dinding sel. Letaknya bermacam-macam ada yang barada di salah satu ujung, atau di seluruh prmukaan sel bakteri. Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Bakteri aktif bergerak  pada kondisi lembap. Pada keadaan kekurangan air bakteri akan tidak aktif. Berdasarkan jumlah dan letaknya, tipe flagela dapat dibedakan menjadi monotorik, amfitrik, lopotrik, dan peritrik. Selain memiliki flagela, beberapa bakteri memiliki perangkat filamen protein yang tertanam dalam membran plasma dan menyembul keluar melalui dinding sel disebut pili. Fungsi pili diperkirakan berkaitan erat dengan konjugasi yaitu reproduksi seksual yang belum jelas  jenis kelaminnya. Beberapa jenis bakteri tertentu dapat membentuk spora sebagai tanggapan atau respon terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Spora pada bakteri bukan merupakan alat perkembangbiakan ,tetapi merupakan satu fase nonaktif (dormansi) dengan membentuk dinding tebal berupa kista. Pada saat berada dalam bentuk endospora, bakteri tahan terhadap suhu tinggi, suhu renda,kekeringan atau kekurangan nutrisi. Apabila kondisi lingkunga kembali membaik, spora ini dapat berkecambah dan menjadi bakteri yang aktif kembali. Spora bakteri dibentuk di dalam sel yang disebut endospora.
lokasi pembentukan endospora bermacam-macam bergantung dari jenis bakteri.
berdasarkan lokasi pembentukan endospora, bakteri dibedakan sebagai berikut.
a)     Spora sentral, jika pembentukan endospora di tengah-tengah sel.
b)     Spora terminal, jika pembentukan endospora dibagian ujung.
c)      Spora subterminal, jika pembentukan endospora di bagian antara tengah dan ujung sel.
c.       Bentuk bakteri
terdapat empat macam bentuk bakteri, yaitu bulat (coccus), batang (bacillus), atau melihat seperti spiral (spirillum). Bentuk ini bisa saaja berubah karena keadaan lingkungan. Sel-sel yang dapat mengadakan reproduksi secara normal dapat digangguh dengan cara mengubah mediumny. Berbagai perubahan bentuk dapat terjadi akibat adanya bermacam-macam zat kimia, atau zat anti bakteri dalam konsentrasi rendah, sepeti metilviolet, sulvanomida, penecillin, dan irradiasi.
1)     bakteri bentuk bulat
bakteri bentuk bulat dapat dibedakan lagi menjadi, beberapa jenis berdasarkan urutanya.
a)     Monokukus yaitu bakteri bebentuk bola tunggal, contohnya monococcus gonorhoe penyebab penyakit kencing nanah.
b)     Diplokokus yaitu bakteri berbentuk bola bergandengan dua-dua, contohnya diplococcus pneumoniae penyebab penyakit pneumonia (radang, paur-paru).
c)      Sarcina yaitu bakteri berbentuk bola berkelompok empat-empat membentuk kobus, contohnya sarcina luten.
d)     streptokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok memanjang berbentuk memanjang, conthnya streptococcus lactis, streptococcus progenes, penyebab sakit tenggerokan dan streptococcus thermophilis untuk pembuatan yoghurt (susu asam).
e)     Stafilokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni seperti buah anggur, contohnya stafilokokus aureus, penyebap penyakit redang paru-paru.
2)     Bakteri bentuk batang dikenal dengan nama basil (berasal dari kata bacillus yang berarti batang). Bentuk ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan susunanya.
a)     Basil tunggal atau monobasilus, bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal. Contoh: salmonella typhosa penyebab penyakit tipus, Escherichia coli bakteri yang terdapat pada husus dan lactobacillus.
b)     Diplobasillus yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan dua-dua.
c)      streptobasilus yaitu bakteri berbentuk basil yang bergandengan memanjang berbentuk rantai, misalnya Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks), sterptobacillus moniliformis, azetobacter (bakteri pengikat nitrogen buah anggur), dan stafilocokus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru).
d)     Kokobasilus yaitu bakteri berbentuk batang yang tidak terlalu panjang dengan ujung membulat.
3)     Bakteri Bentuk Spiral
Bakteri bentuk spiral (spirillum) dapat dibedakan sebagai berikut.
a)     Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya Spirillum.
b)     Vibrio atau bentuk koma yang dianggap  sebagai bentuk spiral tak sempurna, Fibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
c)      Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang dapat bergerak misalnya: Spirochaeta palida, penyeba penyakit sifilis.
2.      Perkembangbiakan Bakteri
Seperti telah anda ketehaui, bakteri termasuk dalam organisme prokariotik. Dalam perkembangbiakannya, semua organisme prokariotik termasuk bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan yang penting antara bakteri dan sel eukariotik. Pada dasarnya terdapat dua cara perkembangbiakan bakteri, yaitu secara aseksual melalui pembelahan biner secara seksual melaui konjugasi.
a.       Pembelaha Biner
Pembelahan biner merupakan pembelahan diri secara langsung, tampa melalui tahapan pembalahan seperti mitosis. dari satu sel terbentuk dua individu kemudian empat, delapan enam belas, dan seterusnya.
setelah mengalami pembelahan, sel anak dapat tetap bergandengan satu sama lain sehingga terbentuk koloni bakteri. Setipa jenis bakteri arah pembelahanya tidak sama, sehingga bentuk koloni bakteri menjadi bervariasi. Bentuk koloni dapat diajadikan sebagai petunjuk untuk mengenal jenis bakteri tertentu.
b.      Konjugasi
Konjugasi adalah terjadinya penggabungan gen antara dua sel. sel bakteri mempunyai dua plasmid yang membawa gen, disebut faktor seks dan memberikan gen tersebut kepada sel yang tidak mempunyai faktor seks. Faktor seks tersebut diberikan melalui jembatan sitoplasma yang terbentuk diantara dua sel bakteri. Jembatan yang menghubungkan dua sel itu disebut pili-pili seks.
Jenis kelamin pada bakteri tidak dapat ditentukan. Jika dalam peristiwa konjugasi bakteri memberikan DNA kebakterian yang lain adapat dikatakan bahwa bakteri tersebut berkelamin ‘’Jantan’’. Dan sebaliknya bakteri penerima DNA disbut sebagai bakteri ‘’Betina’’. setelah DNA berpindah, terbentuklah rekombinasi
Rekombinasi DNA adalah penggabungan dau DNA dari dua bakteri yang berbeda.Selanjutnya, sel bakteri penerima melakukan reproduksi, aseksual melalui pembelahan biner sehingga membentuk sel anak bakteri.
selain melalui peristiwa konjugasi, Rekombinasi DNA pada baktri dapat pulah terjadi karena peristiwa transformasi da transduksi
3.      Klasifikasi Bakteri
Pada perkembangan Klasifikasi modern, demain Bakteria berbagai menjadi lima kelompok besar, yaitu proteobakteria, bakteri gram – positif, sianobakteri, spiroseta, da klamidia. Secara terperinci, setiap kelompok akan terurai sebagai berikut.
a.       Proteobakteria
Kelompok bakteri mempunyai keanekaragaman jenis yang paling besar dan terbagi menjadi 3 subkelompok utama, yaitu bakteri ungu proteobakteri kemoautotrop, dan proteobakteri kemoheterotrop.
1)     Bakteri Ungu
Baktri ungu merupakan bakteri yang bersifat fotoautotrop dengan klorofil bakteri yang dibentuk didalam kantung membran plasma. Dalam fotosintesisnya, sumber hidrogen yang digunakan berasal dari H2S dan membebaskan gas sulfur sebagai hasil samping fotosintesisnya. sebagian besar bakteri ungu bersifat anaerob obligat (hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen) dan berflagela. Habitatnya pada sedimen (endapan) kolam, danau, dan lapisan lumpur. Contihnya adalah choromatium sp.
2)     Proteobakteri Kemoautotrop
Proteobakteri kemoautotrop adalah bakteri yang bersifa autotrop, hidupnya ada yang bebas dan ada yang besimbiosis. di ekosistem, abakteri ini berperang dalam siklus materi, yaitu siklus nitrogen. Contoh spesiesnya adalah Rhizolium leguminosorum yang bersindiosis pada akar kacang-kacangan (leguminoceae), dan bentuk bintil akar dan berperang untuk memfiksasi nitrogen dari udara bebas.
3)     Proteobakteri kemoheterotrop
Bakteri ini bersifat kemoheterotrop karena mendapatkan bahan makanan adari inangnya, terutama di dalam usu hewan dan manusia sehingga disebut bakteri enterik. Baktrikelompok ini umumnya berbentuk batang dan anaerob fakultatif (dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen). Contoh spesiesnya Esherechia coli yang besimbiosis pada usus besar manusia dan Salmonella typehosa yang hidup diusu dan mengirutasi usus sehingga menyebabkan penyakit tifus.
b.      Bakteri Gram Positif
Kelompok bakteri ini umumnya mempunyai sel bersifat gram positif walaupun ada sebagian yang berdinding gram negatif. Sebagian besar bakteri gram bersifat kemoheterotrop yang hanya sedikit yang bersifat fotosintetik.
Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan baktri kelompok ini mampu membentuk endespora yang berdiding tebal. Namun terdapat pengecualian, yaitu pada mikroplasma. Contoh spesiesnya adalah Mycoplasma pneomoniae penyebab penyakit pneumonia pada manusia dan Streptomyces sp yang dapat menghasilkan zat antibiotik.
c.       Spiroseta
Kelompok bakteri ini berbentuk filamen heliks yang tipis, bergerak seperti pembuka tutup botol, dan bersifat kemohederotrof, hidupnya bebas, dan umumnya bersifat patogen. Contohnya adalah treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis dan Borrelia burgdorferi yang menyebakan penyakit Lyme.
d.      Chlamydia
Kelompok bakteri ini merupakan parasit obligat(parasit sejati) pada sel hewan. Semua energi (ATP) yang diperlukan oleh baktri ini langsung diperoleh dari sel inang. Dinding selnya tidak memiliki peptidoglikan sehingga dimasukkan dalm kelompok bakteri gram negatif. Contohnya adalah Chlamyda trachomalis yang menyebabkan kebutaan mata.
e.       Cyanobacteria
dahulu kelompok bakteri ini dikenal dengan gangguan hijau biru (Cyanophyta). kelompok bakteri ini bersifat autotrof dengan pola fotosintersis yang mirip dengan pola fotosintesis tumbuhan. Bakteri ini sudah memiliki klorofil, menggunakan sumber hidrogen dariH2O, dan ,menghasilkan CO2 sebagai hasil samping fotosintesisnya.
tidak seperti pada tumbuhan, klorofil pada Cyanobacteria tidak terletak dalam kloroplas. klorofil tersebar di dalam sitoplasma bersama karetinoid terbungkus dalam kantung pi[pih yang disebut lamela fotosintesis. Selain memiliki klorofil, cyanobacteria juga memiliki pigmen yang lain, yaitu fikosianin dan fikoeritrin yang secara kesatuan membentuk fikobilin yang berwarna biru. Itulah sebabnya dahulu Cyanobacteria dikenal sebagai alga hijau-biru (Cyonophyta). Fikobilin terletak di dalam butiran (granula) diantara lamela fotosintesis.
sebagian besar Cyanobacteria hidup di air tawar, tetapi ada juga yang hidup di darat dan bersimbiosis membentuk lumut kerak (Lichenes). Ciri-ciri Cyanobacteria adalah uniseluler, membentuk koloni, dan ada yang multiseluler. Dinding sel bergelantin, tidak berlflagela, dan sebagian dapat bererak secara meluncur.
Beberapa jenis Cynobacteria membentuk filamen (benang), sedangkan yang lainya berbentuk serupa massa berlumpur karena sel-sel Cynobacteria saling berlekatan. Di antara sel-sel penyusun Cyanobacteria yang berupa benang terdapat abagian sel khusu yang membesar dan bedinding tebal disebut heterosista. Heterosista berfungsi memfiksasi nitrogen dan reproduksi secara fragmentasi. Cyanobacteria bekembang biak dengan pembelahan biner, fragmentasi, pertunasan dan pembentukan spora. Pembelahan biner terjadi pada Cyanobacteria bersel satu atau koloni berbentuk benang (filamen). Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atu tetap bergabung mebentuk koloni. Contoh cyanobacteria adalah Nostoc dan Gloeocapsa.

C.      Peranan Monera dalam Kehidupan Manusia
Tanpa kita sadari, ada di sekitar kita. Bakteri memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan manusia sebagian besar baktri yang merugikan. Misalnya pada tubuh kita, banyak sekali jenis bakteri yang menempel. Beberapa diantaranya menguntungkan kaena beberapa jenis bakteri dapat membuat kulit tetap lembap. akan tetapi, beberapa jenis bakteri merugikan manusia karena menimbulkan penyakit. Manusia memanfaatkan bakteri untuk berbagai keperluan.
beberapa jenis bakteri digunakan untuk pengolahan mkanan, seprti nata de coco, yoghurt, dab kefir. adapula yang dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan kedokteran, seperti produksi anti biotik, vaksin, dan pembuatanhormon sintetis.
selain keuntungan, adpula bakteri yang merugikanberbagai macam peyakit pada manusia disebabkan oleh bakteri. Seorang dokter Jerman Bernama Robert Koch (1943-1910) yang pertma kalinyaberhasil membuat kultur bakteri. Berkat penilitianya, beberapa penyakit dapat diketahui penyebabnya, misalnya penyakit TBC, tifus, kolera, dan gonorhoe, serta anthrax pada hewan dan kultunya dipisahkan secara murni.
Untuk mengatasi gangguanbakteri, kita dapat mengadakan pencegahan, pengawetan bahan makanan, yaitu engan membebaskan makanan kita dari baktei, yaitu dengan pemanasan, pengeringan, penyimpanan dalam lemari es, pasteurisasi, da lain-lain. menghadapi bakteri patogen dapat dilakukan 2 cara:
1.      Secara preventif (pencegahan) denga pemberian vaksin (vaksinasi) dan serum, misalnya vaksinasi periodik terhadap kolera, tifus, paratifus (kotipa). Semua alat yang akan dipergunakan harus dalam keadaan sterilterlebih dulu untuk mencegah terjadinya infeksi (kena kuman). Steril artinyapada bahan atau peralatan tidak terdapat mikroba yang tidak diharapkan kehadiranya karena mengganggu ataumerusak media atau kehidupan proses yang akan dikerjakan. Kondisi steril didapat dari proses sterilisasi yang dapt dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
a.       Secara fisik, misalnya dengan menggunakan udara panas atau uap air panas bertekanan tinggi atau menggunakan otoklaf yang mempunyai temperatur 121’’C  dengan tekanan 15 psi. Syarat seyawa yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur tingi dan tekanan tinggi.
b.      Secara kimia, dengan menggunakn desinfektan, yaitu larutan alkohol 50%-75%, larutan formalin 4%-20% karena cepat mengadakan koagulasi (penggumpalan) protein mikroba. KmnO4 dan HCI 1% merupakan desinfektan yang kuat karena dapat mengoksidasi substrat. Adapun  yang paling banyak digunakan adalah larutan HgC12 0,1%. Sayangnya, senyawa ini sangat beracun dan bersifat korosif serta dapat merusak jaringan inang dan mengendapkan protein, larutan garam Cu dari CuSO4 merupakan senyawa yang paling banyak digunakan sebagai desinfektan terutama tempat penyimpanan air. Hal ini disebabkan oleh reaksi yang terjadi jika senyawa tersebut terkena air.
On inilah yang mempunyai daya oksidasi kuat untuk membunuh mikroba dalam dua cara, yaitu:
1)     Secara oksidasi
2)     Chlorinasi langsung terhadap protein sel
c.       secara mekanik, yaitu sterilisasi terhadap beberapa bahan yang mengalami perubahan akibat pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi. Secara degan menggunakan saringan atau filter khusus, misalnya filter Barkefeld, filter Chamberland dan filter Seitz. Jenis filter yang akan dipergunkan bergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring.
Unit 4
Protista
Protista adalah organisme eukarotik yang hidup di habitat yang relatif basah dan sebagian besar berukuran mikroskopis. Walaupun ukuranya sangat kecil, tetapi Protista memiliki pengaruh yang sangat besar bagi manusia dalam ekologi secara umum. Sebagai cintoh, protista fotosintetik seperti Alga. Alga setidaknya menghasilkan separuh oksigen yang ada di amosfer bumi dan memproduksi bahaan organik yang dimamfaatkan hewan-hewan laut dan air tawar.
Protista merupakan organisme eukarotik yang tidak digolongkan kedalam tumbuhan, hewan, maupun fungi. walupun banyak dari jenis protista yang mirip dengan ketiga kingdom tersebut. Oleh karena itu, penggolongan protista didasarkan pada kemiripanya dengan organisme eukariot yang lain. Berdasarkan hal tersebut, protista dibagi tiga kelompok secara umum, yaitu protista mirip fungi, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip hewa.
A.     Protista Mirip Fungi
Protista mirip fungi hidup ditanah lembap dan bersifat heterotrof. Makanan dan energi diperoleh dengan cara menguraikan materi organik dari makhluk hidup lainya. Protista mirip jamur karena kemiripan morfologinya. Protista menghasilkan spora dan bersifat saprofit. Perbedaanya dengan jamur yaitu zigotnya memiliki flagel dan dapat bergrerak secara ameobid (bergerak seperti ameoba) sehinga disebut juga mirip protozoa. Protista mirip jamur dibagi menjadi tiaga filum, yaitu Myxomycota (jamur lendir) dan Oomycota (jamur air) dan Acrasiomycota.
1.      Myxomycota
anggota kelompok ini disebut juga jamur lendir plasmodial karena fase vegetatifnya menyerupai lendir yang menyebar dan dapat bergerak seperti amoeba (ameoeboid). Massa yang berlendir tersebut plasmodium. Plasmodium merupakan massa yang mengandung beribu-ribu inti sel.
jamur lendir banyak ditemukan ditanh hutan yang basah, pada serasah daun, pada kayu lapuk atau dibekas cucuran air. Tubuhnya dapat merayap secara amoeboid. Plasmodium akan bergerk secara perlahan-lahan di atas permukaan substratnya menyerbu makananya untuk pertumbuhan dan perkembagan tubuhnya. Plasmodium dapat merayap pada permukaan substrat karena pengaruh gaya kemotaksis (gerak karena adanya pengaruh zat kimia),hidrotaksis (gerak karena adanya pengaruh air), dan fototaksis (gerak karena adanya pengaruh cahaya matahari) negatif.
pada kondisi yang tidak menguntungkan misalnya kekurangan air, plasmodium akan membentuk badan penghasil spora, yaitu sporagium. Sporagium menghasilkan spora yang bentuk dan ukuranya sama (tidak dapat dibedakan jenisnya). Spora kemudian akan tumbuh dan berkembangmenjadi sel kembara yang mempunyai bulu cambuk sehingga disebut myxoflagelata. Setelah beberapa saat myxoflagelata ini akan kehilangan buluh cambuknya dan berubah menjadi myxoamoeba. Sel kembar ini beberapa saat akan mencari makanan.
Myxoamoeba yang hidup di tempat ekurangan air akan membentuk selaput dinding yang tebal menjadi kista dan bersifat dorman. Apabila kondisi linkungan sudah menguntukan untuk pertumhanya maka myxoamoeba akan kebali seperti semula.
Myxoamoeba dapat membelah berkali-kali sehingga membentuk gabungan plasmodium yang besar. namun, myxoamoeba dapat juga berkembang biak secara generatif,yaiyu melalui perkawinan yang menghasilkan amoebozigot. Inti amoebozigot bersatu sehingga menghasilkan inti yang diploid. inti tersebut dapat membelah secara berulang-ulang sehingga dapat menghasilkan plasmodium dengan inti banyak.
Ahli zoologi memasukkan jamur lendir kedalam golongan protozoa. Hal ini didasarkan pada kemampuanya berpindah tempat layaknya seperti protozoa lainya. Beberapa contoh Myxomycota antara lain fuligo sp., Aethalium septicum, Physarum, Arcyria, Stemonitis, dan Dictydium.
2.      Oomycota
Tubuh Oomycota (jamur air) tersusun atas benang hifa tidak bersekat dan mengandung banyak nukleus. Dinding hifa tersusun dari zat selulosa. Oomycota dapat dengan mudah ditemukan pada bangkai tubuh ikan atau bangkai hewan lainya yang tergenang air sehinggs sering juga disebut jamur air.
Oomycota dapat berkembang secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual jamur Oomycota dengan cara oogami.
Anteredium yang bamnyak mengandung inti sel akan menempel kepada oogonium. Jadi, dalam siklus hidupnya hanya sel telur saja yang dihasilkan oleh oogonium sedangkan anteridium tidak menghasilkan sel sperma.
hasil pelebran inti serl dari anteridium dengan sel telur akan dihasilkan zigot yang berdinding tebal disebut oospora. Oospora kemudian tumbuh dan berkembang membentuk individu baru. individu baru yang terbentuk  mula-mula berinti empat buah, tetapi selanjutnya berinti banyak.
Perkembangbiakan secara aseksul dengan cara membentuk sporagium di ujung hifanya. Di dalm sporagium kemudian akan dibentuk spora berflagel (zoospora). Zoospora akan keluar sporangium jika sudah matang. Zoospora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh dan berkembang menjadi miselium baru (invidu baru).
Beberapa Oomycota hidup saprofit dengan cara menguraikan zat organik dari bangkai seperti Saprolegnia. Beberapa diantaranya ada juga yang hidup parasit pada individu lainya seperti Phytophtora dan Plasmospara viticola.
3.      Acrasiomycota
Acrasiomycota atau jamur lendir seluler adalah protista yang biasanya hidup dikayu-kayu lapuk dan bahan organik yang membusuk. Contoh Acrasiomycota adalah Dictyostelium.
sebagian besar hidupnya, organisme ini merupakan sel amoeboid soliter. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang menghasilkan spora dan akan digunakan saat melakukan reproduksi seksual.
B.      Protista Mirip Tumbuhan
kelompok mahluk hidup yang termasuk Protista mirip tumbuhan adalah organismeyang bersifat autotrof. Dengan kata lain, semua mahluk hidup yang termasuk golongan ini memiliki klorofil dan dapat melakukan foto sintesis. Protista yang mirip dengan tumbuhan disrebut dengan alga atau ganggang. Alga dapat dikatakan sebagai tumbuhan tingkat rendah yang semua anggotanya hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan air.
1.      Sifat dan Struktur Tubuh Alga
Alga dapat kita temukan di daerah perairan tawar, laut, dan ditempat-tempat yang lembap. Alga belum mempunyai akar, batang, dan daun yang sesungguhnya. Oleh karena itu , Alga termasuk kelompok Thallophyta.
     Alga memiliki bentuk tubuh yang bervariasi, mulai dari yang bersel satu (uniseluler), berkoloni dan ada juga yang bersel banyak (multi seluler) menyerupai benang, lembaran dan rerumputan. Ukuran tubuhnya juga bervariasi , mulai dari yang berukuran mikroskopis seperti Pinnularia dan Navicula hingga yang berukuran besar bahkan ada yang ukuranya mencapai puluhan seperti Macrocystis.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, semua alga mengandung klorofil didalam selnya, tetapi pigmen yang dominan pada setiap divisio bervariasi. Misalnya, kloropil adalah pigmen dominan pada Chlorophyta, fikoeritrin (merah) pada Rhodophyta, dan fukosantin (cokelat) pada Phaeophyta.
    Komposisi sel lainnya yang menjadi ciri khas setiap divisio adalah kandungan cadangan makanannya. Cadangan makanan alga disimpang pada pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Kandungan cadangan makanan alga bervariasi tiap divisionnya, ada yang berupa zat tepung, bahan agar-agar, zat kersik (silikat), zat kapur, pektin, dan minyak laminarin.
    Alga dapat disebut juga sebagai tumbuhan primitif. Hal ini dibuktikan dengan tempat hidupnya yang mutlak memerlukan banyak air.  Alga hidup di daerah perairan laut, air tawar, dan banyak yang menghuni  tempat-tempat lembap. Bahkan ada beberapa alaga yang mampu hidup di daerah yang ekstrim, misalnya disumber air panas.
Umumnya laga hidup bebas di alam. namun, ada juga beberapa organisme yang bersimbiosis dengan organisme lain. Contohnya terbentuknya lumut kerak (Lichenes) yang merupakan simbiosis antara alga dengan jamur.
2.      Perkembangbiakan Alga
Alga dapat berkembang baik secara vegetatif maupun generatif  perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan dengan cara membelah diri, fragmentasi, dan membentuk spora kembara. adapun perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan cara isogami, anisogami, oogami, dan konjugasi.
a.       Perkembangbiakan secara vegetatif
Membelah diri dilakukan oleh alga uniseluler.Pembelahan akan mengakibatkan sel terbgi menjadi dua bagian yang sama. Contoh organisme yang melakukan pembelahan biner adalah Chlorella dan Euglena. Pada kloni alga berbentuk benang maupun lembaran perkembangbiakan dilakukan dengan cara fragmentasi ini potongan-potongan filamen yang disebut hormogonium akan berkembang menjadi individu yang baru. Contoh alga yang melakukan reproduksi dengan cara fragmentasi adalah spirogyra dan laminaria. Pembentukan spora dapat terjadi pada alga uniseluler. Spora berasal dari protoplasma sel alga yang membelah membujur menjadi beberapa bagian. Stiap protoplasma yang terbentuk akan dibungkus oleh dinding sel baru dan mempunyai bulu cambuk. Spora seperti ini disebut juga zoospora. Zoospora merupakan spora yang memiliki flagel sehingga bisa bernang. Salah satu alga yang membentuk spora kembara ini adalah Chlamydomonas sp.
b.        Pekembangbiakan secara seksual
Perkembangbiakan secara seksual terjadi dengan cara peleburan dua buah gamet yang bersifat haploid (n) Hasil pelemburan dua buah gamet tersebu akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid (2n). perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan cara isogami, anisogami, oogami, dan konjungsi.
Isogami merupakan peleburan dua sel kelamin yang bentuk dan ukuranyasama. karna kesamaan tersebut, sel kelaminya tidak bisa dibedkan jantan dan betinanya. contoh alga yang berproduksi dengan cara ini adalah Chalamydomonas.
anisogami merupakan perkembangbiakan secara generatif pada organisme yang telah dapat dibedakan jenis kelaminya. Sel kelamin yang terlibat pada perkawinan mempunyai bentuk sama, namun ukuranya berbeda. umumnya sel kelamin jantan ukuranya lebih kecil dari pada sel kelaminbetina.
Oogami merupakan peleburan dua sel kelamin yang bentuk dan ukuranya berbeda. alga yang berproduksi dengan cara ini memiliki alat kelamin (gametagium). pada oogami ini sel kelamin jantan (sperma) memiliki flagel dan ukuranya lebih kecil daripada sel kelamin betina (ovom)
konjugasi sering dikatakan mirip dengan isogami karena sel kelamin yang melebur sama bentuk dan ukuranya.Pada konjugasi, mula-mula dibentuk tonjolan pada sel-sel di dua filamen. Kemudian, tonjolan dari sel filamen yagn satu akan bergabung dengan sel filamen yang lain. Setelah bergabung akan terbentuk saluran konjugasi yang memungkinkan materi genetik dari sel yang terlibat pindah dan bergabung dengan materi genetik di sel filamen lain sehingga terbentuk zigot.






0 Response to "Bacteria and Archaea "

Posting Komentar